\MAKALAH
AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS
DI SUSUN OLEH :
NAMA :
SAKTI
NIM :
G11112340
KELAS : C
DOSEN
: Prof. Muslim Salam
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Strategi Pemasaran
Tanaman Hias”.
Penulis
telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik
dari sebelumnya.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada kepada
rekan-rekan dari semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Pada
dasarnya makalah ini penulis sajikan khusus untuk membahas tentang “Strategi Pemasaran
Tanaman Hias”.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun dari pembaca agar makalah ini semakin baik dan sempurna.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Makassar, 27 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar……………………………………………………………........
Daftar isi………………………………………………………………….........
Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar belakang…………………………………………………..................
1.2
Rumusan masalah……………………………………………….................
1.3
Tujuan Penulisan…………………………………………………………...
Bab
II Pembahasan
2.1 Strategi Pemasaran………………………………………………………...
2.2 Analisis Lingkungan Internal Pemasaran……………………………........
2.2.1 Segmentation,
Targetting, dan Position……………………….........
2.3 Marketing Mix……………………………………......................................
2.3.1 Produk……………………….............................................................
2.3.2 Harga ………………………..............................................................
2.3.3 Promosi ………………………..........................................................
Bab III
Penutup
3.1
kesimpulan…………………………………………………….....................
Daftar pustaka…………………………………………………………............
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam hayati dan pertanian merupakan sektor
yang memberikan kontribusi besar terhadap
perekonomian Indonesia. Sektor pertanian juga membantu dalam meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB)
sebagai sumber pendapatan dan pemenuhan
kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 44 persen atau sekitar 46,7 juta jiwa dari total
angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai mata
pencaharian sebagai petani.
Sektor pertanian secara
umum terdiri dari tanaman pangan, tanaman perkebunan
dan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura terdiri dari komoditi buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan
tanaman hias. Masing-masing komoditi memberikan
kontribusi bagi perekonomian nasional yang ditunjukan melalui perolehan nilai Produk Domestik Bruto
(PDB). Pada tahun 2008 komoditi buahbuahan berkontribusi
terhadap PDB sebesar 0,7 persen, sayuran 7,2 persen, biofarmaka 0,3 persen dan tanaman hias
7,1 persen. Berdasarkan nilai PDB, tanaman
hias yang merupakan salah satu komoditi hortikultura memberikan kontribusi yang cukup besar dan dapat
menjadi peluang yang cukup menguntungkan
jika dijadikan sebagai bisnis.
Kegiatan usaha tanaman
hias berkembang di berbagai wilayah di Indonesia dan
berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup penting. Pada masa kini kegiatan usaha tanaman hias
dilakukan secara komersial dengan orientasi
profit yang mampu menggerakkan industri barang dan jasa. Menurut hasil pengamatan Balai
Penelitian Tanaman Hias (2008), terdapat tiga
hal yang menarik dalam perkembangan usaha tanaman hias, yaitu: 1) Keragaman dan keunikan flora yang
mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai
komoditas komersial. 2)
Peningkatan penggunaan teknologi yang memudahkan bisnis tanaman hias dalam kegiatan budidaya maupun
pemasaran. 3) Pengaruh trend
akibat peningkatan gaya hidup masyarakat terhadap tanaman hias.
Salah satu faktor
penyebab meningkatnya jumlah permintaan terhadap tanaman
hias adalah tingkat pengeluaran masyarakat terhadap suatu produk khususnya non pangan. Pengeluaran
masyarakat yang meningkat terhadap konsumsi
produk non pangan menjadi peluang bagi usaha tanaman hias untuk memperoleh konsumennya. Persentase
pengeluaran rata-rata masyarakat Jawa Barat
terhadap produk pangan mengalami penurunan sebesar 0,72 persen sedangkan konsumsi masyarakat terhadap
non pangan mengalami peningkantan sebesar
0,72 persen di tahun 2009.
Pengaruh pola konsumsi
masyarakat terhadap suatu produk dapat mengakibatkan
terciptanya sebuah trend. Faktor trend sangat berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan
konsumsi suatu produk khususnya tanaman hias.
Tanaman hias adalah kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan
di luar kebutuhan pokok adalah barang-barang
yang memiliki sensitifitas yang tinggi. Suatu saat akan digemari dan harga akan tinggi karena permintaan
menjadi banyak, disaat lain akan menurun
tajam begitu permintaannya berkurang.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penulisan
makalah ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
strategi pemasaran tanaman hias ?
2.
Bagaimana aspek
lingkungan pemasaran tanaman has ?
3.
Bagaimana
menentukan posisi pasar ?
1.3 Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui dan mampu mengaplikasikan strategi pemasaran tanaman hias.
- Untuk mengetahui dan menentukan aspek lingkungan pemasaran tanaman hias.
- Untuk mengetahui dan memahami serta menentukan posisi pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi
Pemasaran
Pemasaran merupakan
suatu proses interaksi sosial antara individu dengan kelompoknya untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan diperoleh dengan
menciptakan, menawarkan, serta melakukan pertukaran barang dan jasa kepada pihak lain.
Pemasaran yang baik
bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan
dan pelaksanaan yang cermat. Membuat keputusan yang benar tentang perubahan tidak selalu mudah.
Perusahaan yang menanggung risiko lebih besar
adalah perusahaan yang tidak memantau pelanggan dan pesaingnya dengan cermat dan terus meningkatkan nilai yang
ditawarkan ke pelanggan, sehingga akhirnya
mengakibatkan kegagalan. Sumarwan, et al (2010) mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah suatu
rencana yang menguraikan bagaimana sebuah
usaha harus memahami konsumen agar dapat menyusun strategi pemasarannya untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan
dan menciptakan nilai tambah.
Kotler P. (2003)
menjelaskan bahwa langkah awal strategi pemasaran yang
efektif adalah orientasi yang tepat pada fungsi pemasarannya. Pada dasarnya konsep pemasaran terdiri dari empat
pilar yaitu tahap sasaran pasar, kebutuhan pelanggan,
pemasaran terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep pemasaran menegaskan kunci untuk
mencapai sasaran adalah perusahaan harus lebih
efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
(segmentasi dan target pasar) dan bagaimana perusahaan
melayaninya (positioning). Penentuan strategi menggunakan bauran pemasaran 4P (product, price,
promotion dan place) juga digunakan sebagai dasar penentuan strategi pemasaran yang
dijalankan. Melalui tahapan evaluasi dapat diketahui
perlu atau tidaknya penambahan maupun perubahan strategi secara keseluruhan yang bermanfaat untuk
keberlangsungan usaha di masa yang akan datang.
2.2 Analisis
Lingkungan Internal Pemasaran
Analisis lingkungan
internal pemasaran merupakan faktor-faktor yang terdiri
dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada dalam pemasaran perusahaan, tetapi tidak dalam
pengendalian jangka pendek . Kekuatan merupakan
faktor-faktor yang merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan di pasar sasaran ,sedangkan
kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi
kekurangan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar (Hunger & Wheelen, 2003). Melalui
analisis lingkungan internal pemasaran perusahaan
juga dapat mengidentifikasi STP (Segmentation, Targetting dan Positioning dan
bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi).
2.2.1.
Segmentation, Targetting dan
Positioning
Pasar merupakan tempat
fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk menjual
dan membeli barang dengan beberapa perbedaan. Keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan
praktek pembeliannya menjadi dasar yang menjadi
faktor pembeda. Dalam konsep pemasaran pemenuhan kepuasan pelanggan menjadi hal terpenting. Setiap
konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan
yang berbeda, sehingga perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan strategi pemasarannya karena
belum tentu mampu memuaskan semua orang
dalam satu pasar. Oleh karena itu, maka dapat dilakukan penerapan segmentasi pasar, target pasar dan
menetukan posisi pasar dalam menetukan strategi
pemasaran.
Dalam pemasaran
terarah, ada tiga langkah
yang perlu diketahui perusahaan sebelum memasuki pasar yaitu segmentasi pasar, target pasar dan
menentukan posisi pasar.
A.
Segmentasi Pasar (Segmentation)
Penerapan segmentasi
pasar dilakukan dengan berbagai cara. Manajemen dapat
mengkombinasikan beberapa variabel untuk memperoleh cara yang terbaik dalam segmentasi pasarnya. Segmentasi
pasar dilakukan melalui identifikasi dan membuat
profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran
produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti
perbedaan geografik, demografis dan psikografis.
Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam menentukan
segmentasi pasar, diantaranya:
1.
Dapat diukur, artinya besar pasar dan daya beli di segmen ini dapat diukur walaupun ada beberapa komponen variabel
yang sulit diukur.
2.
Dapat dijangkau, artinya sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai dan dilayani, meskipun ada
beberapa kelompok yang sulit dijangkau.
3.
Besar segmen yang diharapkan, artinya berapa banyak segmen yang harus dijangkau agar dapat menguntungkan.
4.
Dapat dilaksanakan, artinya sejauh mana program yang efektif dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen ini.
B.
Target Pasar (Targetting)
Tahap selanjutnya
setelah penentuan segmen-segmen pasar, perusahaan dapat
melakukan evaluasi lalu memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicangkup dan memilih segmen mana yang
akan dilayani. Evaluasi dapat
dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan segmen,
serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
1.
Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data penjualan terakhir,
proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan
marjin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan sesuai.
2.
Kemenarikan segmen, suatu segmen memungkinkan punya ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang
diharapkan, namun belum tentu menarik
dari sisi profitnya. Perusahaan harus mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi
daya tarik segmen dalam jangka panjang.
3.
Sasaran dan sumber daya, perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya yang berkaitan dengan
segmen pasarnya. Walaupun terdapat
segmen yang bagus, belum tentu dapat diterima jika tidak prospektif dalam jangka panjang.
Selanjutnya, walaupun segmen itu bagus dan
prospektif dalam jangka panjang, tetapi harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam dalam
menyediakan sumber dayanya.
C.
Menentukan Posisi Pasar (Positioning)
Menentukan posisi pasar
dilakukan dengan memilih posisi mana yang ingin ditempati
dalam segmen tersebut. Posisi produk merupakan penilaian konsumen terhadap suatu produk berdasarkan daya
ingat konsumen dan perbandingan dengan
produk pesaing. Agar dapat bersaing, penentuan posisi pasar dilaksanakan melalui tiga langkah, diantaranya:
1.
Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif. Jika
perusahaan dapat menentukan posisinya sebagai pemberi nilai superiorkepada
sasaran terpilih, maka dapat memperoleh keunggulan komparatif. Posisi diperoleh dengan mengadakan
pembedaan atas tawaran pemasaran perusahaan
sehingga perusahaan akan memberikan nilai lebih besar daripada tawaran pesaing.
2.
Memilih Keunggulan Kompetitif. Jika
perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yang potensial. Satu keunggulan kompetitif
harus dipilih sebagai dasar bagi kebijakan
penentuan posisinya. Perusahaan harus menetapkan berapa banyak perbedaan dan menentukan mana
yang akan dipromosikan.
3. Mewujudkan dan
Mengkomunikasikan Posisi. Perusahaan
harus mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan
kepada konsumen. Jika perusahaan
memutuskan membangun posisi atas dasar mutu dan pelayanan yang lebih baik, maka harus mewujudkan
posisi tersebut. Posisi tersebut dapat
berkembang secara berangsur-angsur sesuai dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.
2.3.
Marketing Mix
Dalam marketing mix tanaman hias mencakup beberapa hal yang perlu
dilakukan yaitu diantaranya memasarkan produk, promosi, distribusi,
harga dan kemasan. Berikut adalah penjelasanya.
2.3.1 Produk
Salah
satu kunci membangun strategi pemasaran adalah menawarkan produk yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Sebagus apapun produk yang ditawarkan jika tidak sesuai
dengan kebutuhan pelanggan akan ditolak. Produk usaha bisa dibagi menjadi 2
bagian yaitu produk utama dan produk pendukung.
Usaha
penjualan tanaman hias ini lebih baik lagi bila melakukan survey kebutuhan
pelanggan terlebih dahulu agar produk yang diberikan sesuai dengan pilihan
mereka.
Dari
hasil survey tersebut, bisa ditentukan jenis-jenis apa saja yang bisa
disediakan di kios tanaman hias “Taman Puspa”.
2.3.2 Harga
Menetapkan
harga sebuah tanaman hias itu mudah, meski tidak semudah yang dibayangkan. Ada
beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya adalah melihat harga
pesaing. “Taman Puspa” harus menentukan ingin harga lebih mahal atau lebih
murah dibandingkan pesaing.
Untuk
menentukan harga yang lebih mahal bisa dilakukan dengan pengemasan
(diletakkan di pot keramik yang lebih mahal) sehinga harganya tentu lebih
mahal.
Dalam
bisnis tanaman hias, terdapat strategi-strategi penentuan harga yang bisa
dilakukan, antara lain :
Ø Block Pricing : Bisa diartikan sebagai harga
borongan. Harga ini dipatok agar pembeli bisa memilih untuk membeli borongan
atau eceran. Cara ini biasa digunakan oleh pedagang tanaman hias yang mau cuci
gudang. Namun, bisa juga dimanfaatkan oleh nursery yang menjual tanaman-tanaman
yang susah dijual eceran.
Ø Commodity Bundling : Beberapa produk yang tidak
sejenis dijual dalam satu paket harga. Misalnya, membeli sejumlah anthurium
dengan tambahan beberapa pot aglaonema. Maksudnya, supaya semua tanaman bisa
terjual
Ø Price Discrimination : Diskriminasi harga artinya konsumen
yang sama diberi harga berbeda karena pembelian volume berbeda. Jika konsumen
membeli satuan dengan harga Rp 100.000,- per pot, ia akan mendapat harga Rp
60.000,- per pot jika membeli 100 pot. Konsumen bisa diberi harga prospek.
Harga yang diberikan lebih rendah dibandingkan dengan harga normal kalau
konsumen dianggap memiliki prospek, yakni bisa menjual banyak dan pandai
memasarkan tanaman kita.
2.3.3 Promosi
Promosi
merupakan faktor yang sangat penting dalam pemasaran. Promosi adalah usaha sadar
untuk melakukan sosialisasi, penerangan and pemberitahuan kepada masyarakat
tentang berbagai informasi yang biasanya mengenai berbagai produk yang
ditawarkan. Aktivitas promosi melibatkan berbagai bentuk dan variasi yang
sangat beragam.
Bentuk
promosi yang bisa dilakukan adalah :
Ø Open house dan Promosi dari mulut ke mulut : Mulailah
dari tetangga yang paling dekat dan orang-orang di lingkungan tempat tinggal. Satu orang memberikan penjelasan
kepada orang lain karena merasa mendapatkan manfaat yang baik dari tanaman hias
yang dibeli. Promosi ini sangat efektif karena biasanya orang lebih percaya
kepada apa yang dikatakan oleh saudara ataupun teman-teman yang sudah merasakan
terlebih dahulu.
Ø Iklan,
yaitu penyebaran informasi produk melalui berbagai media. Iklan yang murah bisa
berbentuk brosur, leaflet dan juga spanduk yang dipasang di sekitar wilayah
dimana konsumen berada. Dengan demikian informasi lengkap bisa didapatkan oleh
target konsumen. Sebarkan
juga brosur dan leaflet ke sejumlah instansi-instansi pemerintah yang sering
mengadakan acara dan membutuhkan dekorasi berupa tanaman hias dan jangan ragu
pula untuk beriklan di media massa seperti surat kabar dan radio.
Ø Rajin
mengikuti pameran tanaman hias. Belilan tanaman hias yang jarang terdapat di
daerah setempat dan dipajang di depan stand untuk menarik pembeli.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disumpulkan bahwa :
a. strategi
pemasaran adalah suatu rencana yang menguraikan bagaimana sebuah usaha harus memahami konsumen
agar dapat menyusun strategi pemasarannya
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai tambah.
b. segmentasi
pasar (segmentation) yaitu membagi pasar berdasarkan
kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan tingkah laku konsumen.
c. target
pasar (targetting) yaitu
mengevaluasi setiap segmen pasar dan memilih satu atau
d. beberapa
segmen sebagai calon target dengan potensi paling besar untuk dimasuki.
e. posisi pasar (positioning) yaitu mengatur produk pada tempat yang jelas,
diinginkan dan berbeda dengan tetap mempertimbangkan
produk pesaing.
f. Promosi
merupakan faktor yang sangat penting dalam pemasaran. Promosi adalah usaha
sadar untuk melakukan sosialisasi, penerangan and pemberitahuan kepada
masyarakat tentang berbagai informasi yang biasanya mengenai berbagai produk
yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
David FR. 2006. Managemen Strategi.
Edisi 10. Budi IS , penerjemah; Jakarta: Salemban Empat.
Terjemahan dari: Strategic Management.
Koler P dan Keller KL. 2003. Manajemen
Pemasaran. Edisi 11. Molan B, penerjemah;
Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management.. 2009.
Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Sabran
B, penerjemah; Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Marketing Management.
Maulani Ani. 2009. Analisis Strategi
Bauran Pemasaran Tauco Cap biruang Cianjur, Jawa
Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen:
Persepsi Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan
Konsumen. Jakarta : Prenada Media Group.
Sumarwan U, Fachrodji A, Nursal A, et
al. 2010. Pemasaran Strategik Persepsi Value-Base
Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor: IPB Press.
Umar Husein.
2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Tentang Saya :
TTL : Makassar, 01 Oktober 1995
Makasih sangat bermanfaat
BalasHapussudah ok mas.. secara skematik rulenya sdh benar & cukup berbobot, tetapi bisnis tanaman hias segmen retailnya persentasenya kecil dibanding bisnis kebutuhan primer/sekunder disini perlu kreatifitas liar mengemas produknya. sukses ya mas sakti
BalasHapus