TUGAS INDIVIDU 2
EKOLOGI UMUM
POPULASI
OLEH :
NAMA : SAKTI
NIM : G111 12 340
KELAS : A
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1. Pengertian Populasi
Populasi
merupakan kelompok organisme atau individu spesies yang sama, yang mendiami
satu tempat tertentu pada satu waktu tertentu. Secara definif populasi dibatasi
ruang dan waktu (limited and defined) sedangkan lingkungan merupakan variabel
fisik dan hayati yang mempengaruhi keberadaan populasi, termasuk interaksi
antara individu di dalam populasi itu sendiri maupun dengan spesies yang
berbeda. Sedangkan untuk deme adalah populasi setempat yang setiap pasangan
(jantan dan betina) memiliki peluang yang sama untuk kawin.
2. Karakteristik Populasi
Populasi
memiliki sifat-sifat (karakteristik) yang dapat diukur secara statistik dan
bukan sifat daripada individu-individu penyusunnya, di antara sifat-sifat
tersebut adalah kepadatan, natalitas dan mortalitas, distribusi umur, potensi
biotic, penyebaran dan bentuk pertumbuhan.
3. Kepadatan /kerapatan populasi
Kepadatan adalah ukuran besarnya populasi dalam satuan ruang atau volume, yang pada umumnya ukuran besarnya populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas populasi per satuan ruang atau volume. Dalam penentuan kepadatan populasi dapat dibedakan atas populasi kasar yaitu besarnya populasi per-satuan ruang keseluruhan, dengan kepadatan ekologis yaitu besarnya populasi per-satuan ruang habitat yang dapat ditempati oleh populasi bersangkutan. Dalam menentukan kepadatan populasi dalam skala ruang yang relatif sempit maka kita dapat melakukan perhitungan cacah individu atau biomas secara menyeluruh, namun pada ruang yang relative luas kita dihadapkan pada keterbatasan.
Untuk
mengenal satu populasi maka kepadatan biasanya merupakan sifat pertama yang
perlu mendapat perhatian. Pengaruh yang diberikan oleh satu populasi dalam satu
komunitas atau ekosistem bukan hanya bergantung kepada jenis organisme tetapi
juga kepada banyaknya individu atau kepadatan populasi itu. Ada beberapa metode
untuk mengukur kepadatan populasi antara lain dapat disebutkan :
o Menghitung
jumlah (total counts), biasanya dipergunakan untuk mengukur populasi organisme
besar dan nyata, atau yang berkumpul dalam koloni-koloni.
o Metode
sampel kuadrat (kuadrat sampling method), menghitung atau menimbang organisme
dalam petak-petak persegi atau petak-petak melintang dengan luas dan banyaknya
yang sesuai untuk mendapat taksiran kepadatan populasi daerah yang
bersangkutan.
o Metode
memberi tanda tangkap kembali sesuai untuk bintang-bintang yang bergerak cepat
seperti serangga yang terbang. Dalam hal ini satu sampel populasi ditangkap di
beri tanda lalu dilepaskan. Kemudian setelah individu yang diberi tanda sudah
bercampur kembali dalam populasi bersangkutan kembali.
4. Natalitas
Natalitas
merupakan kemampuan suatu populasi untuk menambah jumlah anggotanya secara
inheren/besar. Laju natalitas adalah sama dengan laju kelahiran dalam
terminology ilmu kependudukan (demography). natalitas maksimum adalah
penambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi ideal (tidak ada faktor
eksternal yang membatasi). Sedangkan natalitas ekologi adalah pertambahan
jumlah anggota populasi dalam kondisi alam senyatanya.
Natalitas biasanya dinyatakan
sebagai laju yang diperoleh dengan membagi jumlah individu baru yang dihasilkan
dengan satuan waktu (dNt/dt, laju natalitas absolute) yang dapat juga
dinyatakan dalam jumlah individu baru per-satuan waktu per-satuan populasi (dNt/Ndt)
disebut natalitas spesifik). Untuk natalitas dNn menunjukkan jumlah individu
baru yang ditambahkan kepada populasi. Laju natalitas dapat nol (0) atau
positip, tetapi tidak pernah negatif. Tetapi untuk laju pertumbuhan dN
menunjukkan jumlah bersih penambahan atau pengurungan dalam populasi yang
merupakan hasil bukan saja oleh natalitas tetapi juga oleh mortalitas,
emigrasi. Jadi laju pertumbuhan mungkin negatip, nol atau positip karena
populasi dapat berkurang atau tetap bertambah besar.
Faktor-faktor Pronatalitas :
1.
Kawin usia muda.
2.
Tingkat kesehatan.
3.
Anggapan banyak anak banyak rejeki.
Faktor-faktor Antinatalitas
1. Pembatasan
umur menikah.
2. Program
keluarga berencana.
3. Pembatasan
tunjangan anak.
4. Anak
merupakan beban.
5. Mortalitas
Mortalitas adalah pengurangan cacah individu suatu
populasi. Laju mortalitas adalah sama dengan laju kematian dalam demografi
manusia. Moralitas dapat dibedakan atas mortalitas fisiologik dan ekologik.
Mortalitas fisiologik adalah pengurangan individu anggota populasi dalam
kondisi yang ideal. Semua organisme dalam kondisi ideal sekalipun akan mengalmi
kematian sekalipun dalam umur relatif tua, yang secara teoritis ditentukan oleh
longivitas fisiologik. Sedangkan mortalitas ekologik adalah pengurangan individu
anggota populasi dalam kondisi alam senyatanya. Angka kematian ini biasanya
lebih besar dibandingkan dengan kematian dalam kondisi ideal dan bukan
merupakan tetapan.
Umurnya mortalitas spesifik dinyatakan sebagai
persentase yang mati dalam waktu yang tertentu dari populasi permulaan. Karena
kita sering tertarik kepada organisme yang hidup dari pada mati, maka sering
mortalitas ditunjukkan dari segi kadar (persentase) survival.
Faktor-faktor Promortalitas
1.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesahatan.
2.
Kurangnya fasilitas kesahatan masyarakat yang
memadai.
3.
Sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
4.
Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa.
5.
Terjadi peperangan.
Faktor-faktor Antimortalitas
1. Fasilitas
kesehatan yang memadai.
2. Lingkungan
yang bersih dan teratur.
3. Larangan
bunuh diri.
4. Tingkat
kesehatan masyarakat yang tinggi.
6. Komposisi
(distribusi) Umur Populasi
Struktur umur adalah sifat
populasi yang penting mempengaruhi baik natalitas maupun mortalitas. Motalitas
biasanya berbeda menurut umur dan kemampuan berkembangbiak sangat kering
terbatas pada kelompok umur tertentu. Secara umum populasi mempunyai struktur
umum yang secara garis besar dapat di golongkan atas tiga pola, yaitu:
1.
Struktur umum menurun, yaitu struktur umum yang
mempunyai kerapatan kecil pada umur muda, besar pada kelompok umur sedang dan
kecil pada kelompok umur tua. Perkembangan populasi pada pola struktur umur
yang demikian ini cenderung menurun dan pada periode waktu tertentu akan punah.
2.
Struktur umur stabil, yang jika di gambarkan
distribusi kelompok umur ini mempunyai bentuk seperti piramida sama sisi.
Populasi dengan pola stuktur umum semacam ini dapat mempertahankan
keberadaannya dalam waktu yang relatif lama.
3.
Struktur umum meningkat ( berkembang), yaitu
populasi dengan kerapatan kelompok umur muda paling besar. Populasi dengan pola
stukutur ini akan mengalami perkembangan kerapatan yang relatif tinggi pada
peride waktu mendatang.
Bodenheimer
(1938) mengemukakan tiga kelompok umur ekologis yaitu masa sebelum berbiak
(prereproductif) masa pembiakan (reproduktif) dan masa sesudah pembiakan
(postreproduktif). Perbandingan masa-masa umur ini berbeda-beda pada setiap
organisme, pada manusia modern misalnya, perbandingan ketiga masa umur itu
relatif sama yaitu kira-kira sepertiga panjang umur seluruhnya. Manusia
primitif dalam perbandingan, masa sesudah pembiakan jauh lebh singkat (odum
1971). Lotka (1925, dalam Odum, 1971) menunjuk secara teoritis bahwa populasi
cenderung berkembang kesatu pola komposisi distribusi umur yang stabil. Jika
komposisi yang stabil itu tergantung misalnya oleh perubahan sementara dalam
lingkungan atau menbanjirkan perpindahan di antara dalam lingkungan atau menbanjirkan
perpindahan dari atau ke populasi lain, pola komposisi umur yang stabil itu
cenderung dikembalikan apabila situasi yang stabil ini penting, karena
memberikan dasar untuk menilai komposisi distribusi umur yang aktual.
Komposisi
distribusi umur dalam satu populasi, ialah mengatur data dalam bentuk polygon
atau piramida umur dimana jumlah atau persentase individu dalam kelompok umur
yang berbeda-beda di tunjukkan dengan batang-batang dengan panjang relatif dan
disusun horizontal berturut-turut. Komposisi umur beberapa Negara di dunia,
diterbitkan pada tahun 1965) (Hartley 1972).
7. Bentuk Pertumbuhan Populasi Dan
Pengertian Daya Dukung
Bentuk
pertumbuhan populasi adalah tiap populasi mempunyai pola pertumbuhan yang khas.
Apabila angka-angka pertumbuhan populasi di atur di atas grafik, kurva yang
akan terjadi mungkin berbentuk huruf J atau berbentuk huruf S. bentuk kurva
grafik seperti huruf J dan S tersebut merupakan pola dasar tersebut berbentuk
sebagai variasi sesuai dengan sifat-sifat organisme dan lingkungan populasi
bersangkutan.
Mac
Arthur dan Wilson (1967) melihat perbedaan penyesuaian organisme terhadap
pemanfaatan sumber makanan yuang ada di dalam ekosistem yang berbeda
kestabilannya. Dalam ekosistem yang senantiasa berubah umumnya organisme akan
mengembangkan kemampuan untuk mungkin (mempergunakan kesempatan selagi masih
ada) organisme seperti ini di golongkan sebagai organisme akan mengembangkan
kemampuan menggunakan sumber makanan yang ada seefisien mungkin agar tidak
hampir, meskipun diperebutkan di antara populasi yang hamper jenuh
kepadatannya, organisme seperti ini di golongkan sebagai organisme “seleksi K”.
Organisme
yang bentuk pertumbuhan populasinya seperti huruf J adalah organisme yang
bersifat seleksi r ( r adalah symbol laju pertumbuhan populasi), karena
organisme seleksi r hampir selalu dapat dalam keadaan potensial untuk
bertambah. Sebaliknya organisme yang bentuk pertumbuhan populasinya seperti
huruf S (sigmoid) adalah organisme seleksi K ( k adalah symbol padat populasi
pada populasi pada daya dukung (carrying capacity) karena organisme seleksi K
hampir selalu terdapat dalam keadaan populasi dekat atau pada daya dukung
habitatnya. Umumnya organisme di daerah kutub bentuk pertumbuhan populasinya
kebanykan organisme di daerah tropis. Puncak dari suatu grafik menunjukkan
jumlah populasi yang kira-kira tetap, dimana di atasnya tidak ada lagi
pertambahan populasi yang berarti di sebut daya dukung ( lingkungan). Tetapi
karena factor-faktor lingkungan sering berubah-ubah, maka sering pula kepadatan
populasi naik mungkin sampai di sebelah bawah batas daya dukung kemudian naik
lagi dan seterusnya.
Deeevy
(1958, dalam Odum, 1971) mengemukakan bahwa pola pertumbuhan bantuk B-2 yang
paling umum dan pola yang paling mungkin diperlihatkan oleh populasi manusia
apabila hnya dikendalikan oleh pengaruh “kesesakan sendiri” yaitu tidak ada
pengendalian dari luar yang di jalankan seperti keluarga berencana yang
sistimatik. Penyebaran/perpindahan populasi yaitu pergerakan individu-individu
atau alat-alat pembiakannya masuk atau keluar suatu populasi atau daerah
populasi, turut mempengaruhi bentuk pertumbuhan serta kepadatan populasi
bersangkutan bersama-sama dengan natalitas dan mortalitas. Ada tiga
penyebaran/perpindahan populasi yaitu (1) emigrasi yaitu pergerakan keluar,
(imigrasi) pergerakan ke dalam dan yang (3) migrasi yaitu pergi (keluar) dan
kembali (masuk secara periodic).
8. Pertumbuhan Populasi
Populasi
di batasi oleh ruang dan waktu, ini berkaitan dengan perubahan factor-faktor
yang bekerja baik internal maupun eksternal dari populasi. Populasi tidak
selalu statis namun dinamis sepanjang perubahan waktu. Misalnya populasi walang
sangit berhubungan dengan areal pertanaman dan tidak hanya besarnya populasi
pada suatu waktu tetapi bagaimana perubahan besarnya populasi serta factor yang
bekerja dalam perubahan tersebut.
Ukuran
besarnya populasi dapat dilakukan dengan menggunakan kerapatan, yang biasanya
dinotasikan dengan N dan waktu dinotasikan t. proses perubahan satu populasi
dapat dilakukan dengan trayektori perubahan suatu titik ke titik berikutnya,
yang bekerja mengikuti kaidah-kaidah berkaitan dengan perubahan alamiah menurut
dimensi waktu.
Apabila
perubahan populasi tersebut terjadi pada lingkungan tidak terbatas maka laju
pertumbuhan spesifik, populasi tersebut konstan untuk saat itu. Asumsi kondisi
tidak terbatas memang kurang tepat. Keadaan di alam sumber daya tersedia
terbatas di samping itu bekerja pula factor lain misalnya kompetisi, baik
diantara individu anggota populasi itu sendiri maupun antar populasi. Dalam
keadaan senyatanya perubahan kerapatan populasi diakibatkan oleh :
- Natalitas (penambahan jumlah individu karena kelahiran)
- Masukan individu dari luar ke dalam populasi tersebut (imigrasi)
- Keluarnya individu anggota populasi tersebut (emigrasi).
9. Stategi pertumbuhan populasi
Kemampuan
berkembang suatu populasi sehingga saat ini merupakan hasil proses adaptasi
yang panjang (ababtasi). populasi selalu merespon perubahan lingkungan untuk
mempertahankan keturunnya dengan berbagai cara. oleh karena itu sering kali
kita temukan di alam spesies yang telah mengalami spesifikasi (spesies local)
dan sub spesies lainya. Pertumbuahan suatu populasi pada kondisi tertentu
berada di dekatnya dukung lingkungan (K) maka strategi yang dikembangkan adalah
strategi K. sebaliknya populasi mempunyai laju yang optimal pada kondisi
dibawah daya dukung lingkungan. Maka strategi r dikembangkan adlah strategi r.
hal ini mempunyai pengertian bahwa strategi r akan dikembangkan oleh suatu
populasi jika kondisi lingkungannya ideal sedangkan strategi K akan
dikembangkan pada saat populasi mendapatkan stress lingkungan (kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan).
Sumber :
http://lumele.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
http://pirantesgeography.blogspot.com/2009/11/kelahiran-natalitas-kelahiran- merupakan_18.html
http://lumele.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
http://pirantesgeography.blogspot.com/2009/11/kelahiran-natalitas-kelahiran- merupakan_18.html
Tentang Saya :
TTL : Makassar, 01 Oktober 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar