FISIOLOGI TUMBUHAN
RESPIRASI PADA TUMBUHAN
oleh
Sakti
Agroteknologi
Fakultas pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012
Sakti
Agroteknologi
Fakultas pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Respirasi
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. (Lakitan, 2007). Respirasi merupakan proses
katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik.
(Lovelles, 1997). Respirasi
adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. (Syamsuri,
1980).
Respiration is a process of
liberation of energy stored in the material source of energy through a chemical
process using oxygen (Anonymous a, 2011). “Respirasi yaitu suatu
proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses
kimia dengan menggunakan oksigen.”
Respiration is biology the processes in living
organisms involving the production of energy, typically with the intake of
oxygen and the release of carbon dioxide, from the oxidation of organic
substances (Anonymous b, 2011). “Respirasi adalah proses biologi
dalam organisme hidup yang melibatkan produksi energi, biasanya dengan asupan
oksigen dan pelepasan karbon dioksida, dari oksidasi zat organik.”
Respiration is an O2-making process to
break down organic compounds into CO2, H2O and energy.
(Mertens, 1966). “Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi.”
Respiration is the activity of glycolysis, the
oxidative pentose phosphate pathway (OPPP), the tricarboxylic acid cycle, and
mitochondrial electron transport and related oxidative phosphorylation. (Seth
G.Pritchard and Jeffrey S.Amthor, 2005).
2.2 Macam-macam Respirasi
2.2.1 Respirasi Aerob
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan
oksigen oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Ada beberapa tumbuhan yang
kegiatan respirasinya menurun bila konsentrasi oksigen di udara dibawah normal,
misalnya bayam, wortel dan beberapa tumbuhan lainnya. Persamaan reaksi proses
respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O >> 6H2O
+ 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak
sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal hingga terbentuknya
energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis,
siklus krebs dan transport elektron (Syamsuri, 1980).
Pembongkaran sempurna terjadi
pada oksidasi asam piruvat dalam respirasi aerob. Dari proses ini dihasilkan
CO2 dan H2O serta energy yang lebih banyak , yaitu 38 ATP (Loveless,
A.R, 1991).
2.2.2 Respirasi Anaerob
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan
karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi
anaerob disebut fermentasi atau respirasi intramolekul. Respirasi
anaerob dibedakan menjadi obligatif dan fakultatif, respirasi anaerob obligatif
mutlak memerlukan oksigen sedangkan anaerob fakultatif dapat berlangsung tanpa
atau dengan oksigen. Tujuan fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu
mendapatkan energy. Hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari
respirasi aerob. Respirasi anaerob dapat berlangsung didalam udara bebas,
tetapi proses ini tidak menggunakan O2 yang disediakan di udara. Fermentasi
sering pula disebut sebagai peragian alcohol atau alkoholisasi. Pada
respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil proses glikolisis merupakan
substrat ( Loveless, A.R, 1991).
Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu
misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen
dan membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada
jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji–biji
yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel–sel ragi dan bakteri anaerobik.
Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa,
bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi
alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa
tidak terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida. Reaksinya:
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH
+ 2CO2 + 21Kal
Dari persamaan reaksi tersebut
terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan bakteri anaerobik seperti
klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan
udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup sehingga memberi
kemungkinan bakteri tambah subur (Syamsuri, 1980).
2.3 Tahapan Respirasi
2.3.1 Glikolisis
Kata “glikolisis” berarti “menguraikan gula” dan
itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam,
diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian
dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat
(Champbell, 2002).
Berikut
prosesnya:
- Fosforilasi glukosa oleh ATP
Penambahan
satu fosfat oleh ATP terhadap glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat dan
ATP berubah menjadi ADP.
- Penyusunan kembali diikuti dengan fosforilasi kedua. Hasil akhir berupa fruktosa 1,6- bifosfat.
- Perubahan 1,6 fruktosa-bifosfat yang memiliki 6 atom C menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C).
- Selanjutnya fosfogliseraldehida bersenyawa dengan suatu asam fosfat (H3PO4) dan berubah menjadi 1,3 –disfosfogliseraldehid kemudian menjadi asam 1,3 –difosfogliserat dengan bantuan enzimdehidrogenase. Peristiwa ini terjadi karena adanya penambahan H2.
- Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat serta ion – ion Mg++, asam 1,3- difosfogliserat kehilangan satu fosfat sehingga berubah menjadi asam – 3 – fosfogliserat.
- Selanjutnya asam – 3 – fosfogliserat menjadi asam – 2 – fosfogliserat karena pengaruh enzim fosfogliseromutase.
- Dengan pertolongan enzim enolase dan ion – ion Mg++, maka asam- 2-fosfofogliserat melepaskan H2O dan menjadi asam -2-fosfoenolpiruvat.
- Perubahan terakhir dalam glikolisisadalah pelepasan satu fosfat dari asam-2-fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat. Enzim transfosforilase fosfopiruvat dan ion – ion Mg++ membantu proses ini sedang ADP meningkat menjadi ATP (Pratiwi dkk, 2003)
2.3.2 Reaksi Oksidasi Piruvat
Glikolisis menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat
ini akan dioksidasi dan menghilangkan 1 dan 3 karbon asam piruvat dalam bentuk
C02. Reaksi ini menghasilkan fragmen berkarbon 2 yang disebut asetil dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Di akhir reaksi, kelompok asetil bergabung dengan
kofaktor koenzim A (KoA) sehingga membentuk senyawa asetil-KoA. Berikut
reaksinya:
2 NAD+
2 NADH + 2H+
2C3 H4 +
2KoA 2C3
H3 O – KoA + 2CO2
2.3.3 Siklus Krebs
Siklus kreb berlangsung di
matriks mitokondria. Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk
asam sitrat. KoA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C
lain dari asam piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs ,
sementara itu sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. Selama
terjadi pembentukan – pembentukan , energy yang dibutuhkan dilepaskan untuk
menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs ,
pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari
glikoslisis , reaksi antara dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul
glukosa 6 karbon menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu juga dihasilkan 2
molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs. Perlu diingat
bahwa tiap – tiap proses melepaskan atom hydrogen yang ditranspor ke sistem
transport electron oleh molekul pembawa (Pratiwi, dkk. 2003).
2.3.4 Transpor Elektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan
siklus krebs ada dua macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi
tinggi, yaitu ATP atau GTP (Guanin Tripospat). Energi ini merupakan energi siap
pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua dalam bentuk transport elektron,
yaitu NADH (Nikotin Adenin Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida)
dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa kesistem
transfer elektron. Proses transfer elektron ini sangat komplek, pada dasarnya,
elektron dan H+ dan NADH dan FADH2 dibawa dari satu
substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap kali dipindahkan, energi
yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik (P) kemolekul ADP
sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen sebagai penerima,
sehingga terbentuklah H2O. katabolisme 1 glukosa melalui respirasi
aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan
transport elektron dihasilkan senyawa–senyawa antara. Senyawa itu digunakan
bahan dasar anabolisme (Syamsuri, 1980).
Glikolisis
2
NADH2 = 6
ATP 2 ATP
Reaksi
antara 2 NADH2 =6ATP
Siklus Krebs 6 NADH2 = 18 ATP 2ATP
2 FADH2 = 4 ATP
Siklus Krebs 6 NADH2 = 18 ATP 2ATP
2 FADH2 = 4 ATP
—————————–
—— ————————————-
34
ATP
4 ATP
(Pratiwi,
dkk.2003)
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Respirasi
2.4.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam bahan (buah dan sayur), meliputi tingkat perkembangan organ, komposisi
kimia jaringan, ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis. Selain itu, jenis dan umur
tumbuhan juga mempengaruhi proses respirasi. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula
pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (I Komang Jaya Santika
Yasa, 2009).
Respirasi bergantung pada
ketersediaan substrat. Tumbuhan yang kandungan pati, fruktan, atau gulanya
rendah, melakukan respirasi pada laju yang rendah. Tumbuhan yang kahat gula
sering melakukan respirasi lebih cepat bila gula disediakan. Bahkan laju
respirasi daun sering lebih cepat segera setelah matahari tenggelam, saat
kandungan gula tinggi dibandingkan dengan ketika matahari terbit, saat
kandungan gulanya lebih rendah (Salisbury dan Ross, 1995).
2.4.2 Faktor Eksternal
1. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan
mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi
masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi
jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara(I Komang Jaya Santika
Yasa, 2009).
2. Suhu
Pengaruh
faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10,
dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q10
respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25°C. Bila suhu
meningkat lebih jauh sampai 30 atau 35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi
lebih lambat, jadi Q10 mulai menurun (Salisbury dan Ross, 1995).
2.5 Perbedaan Respirasi dan Fotosintesis
Respirasi itu katabolisme, artinya membongkar suatu
senyawa menjadi senyawa yang lebih kecil. kalau respirasi, mengubah glukosa
menjadi CO2 dan H2O, trus menghasilkan ATP sebagai tenaga yang kita gunakan
sehari-hari. Fotosintesis
itu anabolisme, artinya menyusun suatu senyawa sederhana menjadi senyawa yang
lebih kompleks. dalam hal ini, fotosintesis mengubah CO2 dan H2O menjadi
glukosa dan oksigen, dalam prosesnya membutuhkan klorofil dan cahaya matahari
Respirasi dan fotosintesis mempunyai hubungan kerja
yang sangat erat. Tanpa fotosintesis respirasi tidak akan terjadi karena
ketiadaan senyawa –senyawa kompleks yang hanya dapat dihasilkan dari reaksi
fotosintesis. Sedangkan tanpa respirasi, senyawa- senyawa kompleks yang di
hasilkan reaksi
fotosintesis tidak
akan terisi menjadi energi, sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan aktivitas
metabolismenya.
2.6 Metabolisme Respirasi Pada Perkecambahan Biji
Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk
mendapatkan energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan
serta perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Tentunya tumbuhan yang
sudah dewasa dengan tumbuhan yang masih berkecambah akan memiliki laju
respirasi yang berbeda. Pada saat kecambah, laju respirasi cenderung lebih
tinggi dibanding ketika sudah dewasa. Hal ini karena pengaruh metabolik dari
proses perkecambahan. Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi
yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang
diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O)
dan sejumlah energi. (Salisbury dan Ross 1995).
Aktivasi respirasi tertinggi adalah pada saat
radicle menembus kulit. Pertumbuhan Ada dua bentuk pertumbuhan embrionik axis:
Pembesaran sel-sel yang sudah ada, Pembentukan sel-sel yang baru pada
titik-titik tumbuh. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. (Anonymousd,2011).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a. 2011. Definition
of Res piration. http://www.wordreference.com/definition/respiration.
diakses tanggal 21Oktober
2011.
Anonymous b. 2011. Respiration http://www.merriam- webster.com/dictionary/respiration. diakses tanggal 21 Oktober
2011.
Anonymous d.2011.
Metabolisme respirasi pada perkecambahan biji. Diunduh
dari
http://dwikahenny24.wordpress.com/2010/02/08/laporan-
dormansi-dan-perkecambahan-biji/. Diakses tanggal 21 OKtober
2011
Anonymousc.2011. Pengertian
Respirasi. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Respiration_%28physiology%29. Diakses
tanggal 12 Oktober 2011
Champbell, N.A, dkk. 2002. “Biologi”-
Edisi lima Jilid satu. Erlangga: Jakarta. Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga.
Jakarta. Lakitan,
Benyamin, 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Loveless, A.R. 1991. Biologi
Tumbuhan untuk Daerah Tropik, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Mertens, Thomas R, dkk.1966. “Laboratory
Exercises in the principles of biology”. Burgess.
Pratiwi, dkk.2003. Biologi SMA
Jilid II. Erlangga. Jakarta. Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB:
Bandung. Syamsuri,
Istamar. 1980. “Biologi SMA”. Erlangga: Jakarta.
Tentang Saya :
TTL : Makassar, 01 Oktober 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar