TUGAS INDIVIDU
EKOLOGI UMUM
POLA
PENYEBARAN POPULASI
OLEH :
NAMA : SAKTI
NIM : G111 12 340
KELAS : A
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
POPULASI
Penyebaran populasi merupakan pergerakan
individu ke dalam atau keluar dari populasi. Penyebaran populasi berperan
penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke
suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat
disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator,
pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya.
Istilah umum bagi gerak penduduk
dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial
mobility yang biasanya mengandung makna gerak spasil, fisik dan
geografis. Ke dalamnya termasuk baik dimensi gerak penduduk permanen maupun
dimensi non-permanen. Migrasi merupakan dimensi gerak penduduk permanen,
sedangkan dimensi gerak penduduk non-permanen terdiri dari sirkulasi dan
komunikasi.
Informasi kepadatan populasi saja
belum cukup untuk memberikan suatu gambaran yang lengkap mengenai keadaan suatu
populasi yang ditemukan dalam suatu habitat. Dua populasi mungkin dapat
mempunyai kepadatan yang sama, tetapi mempunyai perbedaan yang nyata dalam pola
penyebaran spatialnya (tempat). Kepadatan populasi suatu daerah sangat
dipengaruhi oleh pola penyebaran populasinya.
Data yang diperoleh berupa
frekuensi, kepadatan, luas penutup, Indek Nilai Penting (INP), dan Indek
Morisita. Dan di dalam pola penyebaran secara teratur sangat jarang ditemukan
berpola mengelompok. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan mengenai pola
penyebaran populasi dilakukan.
Pengetahuan tentang populasi sebagai
bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika
populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri
sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan
kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan
populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk
menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan
datang.
Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya
memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di
pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor
lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi
menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun
punah.
Populasi juga mempunyai sejarah
hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri
seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai
organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Populasi adalah kumpulan
individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk
menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas
di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan
atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu-
individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat
melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
Struktur suatu komunitas alamiah
bergantung pada cara dimana tumbuhan dan hewan tersebar atau terpencar di
dalamnya. Pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimia lingkungan maupun
keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Keragaman tak terbatas dari pola
penyebaran demikian yang terjadi dalam alam secara kasar dapat dibedakan
menjadi tiga kategori yaitu :
1.
Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat
tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras
sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
2.
Penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu menyebar dalam
beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya. Penyebaran ini jarang
terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.
3.
Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped), dimana individu-individu selalu ada
dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah.
Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor
lingkungan yang sama.
Dari ketiga kategori ini,
rumpun/berkelompok adalah pola yang paling sering diamati di lam dan merupakan
gambaran pertama dari kemenangan dalam keadaan yang disukai lingkungan. Pada
tumbuhan penggerombolan disebabkan oleh reproduksi vegetatif, susunan benih
lokal dan fenomena lain. Dimana benih-benih cenderung tersusun dalam kelompok.
Pada hewan-hewan tingkat tinggi, agregasi dapat disebabkan oleh pengelompokan
sosial. Penyebaran seragam sering terjadi di alam baik diantara hewan-hewan
tingkat rendah dimana adanya seekor hewan tidak memberikan pengaruh terhadap
adanya hewan lain dengan jenis yang sama. Pada tumbuhan, penyebaran acak
seperti ini adalah umum dimana penyebaran benih disebabkan angin.
Populasi cenderung diatur oleh
komponen-komponen fisik seperti cuaca, arus air, faktor kimia yang membatasi
pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman rendah
atau dalam ekosistem yang menjadi sasaran gangguan-gangguan luar yang tidak
dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi,
populasi cenderung dikendalikan secara biologi dan seleksi alam.Faktor negatif
ataupun positif bagi populasi adalah , Ketidaktergantungan pada kepadatan
(density independent), apabila pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya
populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak berarti selalu.
Ketergantungan pada kepadatan (density dependent), apabila pengaruhnya pada
populasi merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan,
parasit, dan sebagainya) tetapi tidak selalu.
Populasi dapat konstan dapat pula
berfluktuasi atau dapat pula meningkat atau menurun terus. Perubahan-perubahan
demikian merupakan fokus utama ekologi populasi. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh empat faktor yang saling mempengaruhi, yaitu kelahiran
(natality), kematian (mortality) dan migrasi (emigrasi dan imigrasi).
Dalam penyebarannya
individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok
itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu
dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan
individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar
menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di
sebut deme. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa populasi
merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya.
penyebaran populasi dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui tiga pola
yaitu :
1.
Emigrasi, yaitu pergerakan individu keluar
daerah populasinya ke tempat lainnya dan tinggal secara permanen.
2.
Imigrasi, yaitu pergerakan individu dari suatu
daerah populasi lainnya dan tinggal secara permanen.
3.
Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu
individu dari suatu daerah ke daerah populasi lainnya secara periodik.
Penyebaran organisme / individu
dalam populasi (penyebaran intern) terjadi menurut tiga pola yaitu,
random / acak, seragam dan bergerombol.Penyebaran secara acak relatif
jarang di alam, terjadi dimana lingkungan sangat seragam dan cenderung
berkumpul, Dapat terjadi dimana persaingan di antara individu sangat keras
dimana terdapat antagonisme positif yang mendorong pembagian ruang yang
sama.Hampir merupakan aturan jika yang diperhatikan adlah individu-individu.
Bergerombol dalam populasi sendiri ada yang menggerombol secara acak,
menggerombol seragam dan bergerombol berkumpul.
Dari ketiga kategori ini,
rumpun/berkelompok adalah pola yang paling sering diamati dan merupakan
gambaran pertama dari kemenangan dalam keadaan yang disukai lingkungan. Pada
tumbuhan penggerombolan disebabkan oleh reproduksi vegetatif, susunan benih
lokal dan fenomena lain. Dimana benih-benih cenderung tersusun dalam kelompok.
Pada hewan-hewan tingkat tinggi, agregasi dapat disebabkan oleh pengelompokan
sosial. Penyebaran seragam sering terjadi di alam baik diantara hewan-hewan
tingkat rendah dimana adanya seekor hewan tidak memberikan pengaruh terhadap
adanya hewan lain dengan jenis yang sama. Pada tumbuhan, penyebaran acak
seperti ini adalah umum dimana penyebaran benih disebabkan angin.
Pola penyebaran seragam jarang
terdapat pada populasi alami. Yang mendekati keadaan demikian adalah apabila
terjadi penjarangan akibat kompetisi antara individu yang relatif ketat. Pola
penyebaran acak terjadi apabila kondisi lingkungan bersifat seragam dan tidak
adanya kecenderungan individu untuk bersegresi. Pada umumnya penyebaran acak
dari hewan relatif jarang dijumpai di alam. Kelompok-kelompok ini terjadi
akibat respon individu terhadap kondisi-kondisi local, perubahan cuaca harian
atau musiman, proses dari perkembangan seperti atraksi seksual untuk membentuk
pasangan kawin ataupun kelompok induk-anak, serta atraksi social yang merupakan
agregasi aktif dan individu membentuk suatu organisasi atau koloni tertentu,
seperti pada berbagai serangga atau hewan vertebrata tertentu.
Populasi dapat konstan dapat pula
berfluktuasi atau dapat pula meningkat atau menurun terus. Perubahan-perubahan
demikian merupakan fokus utama ekologi populasi. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh empat faktor yang saling mempengaruhi, yaitu kelhiran
(natality), kematian (mortality) dan migrasi (emigrasi dan imigrasi).
Migrasi musiman tidak hanya
memungkinkan pendudukan daerah-daerah yang akan tidak baik dalam ketiadaan
migrasi tetapi juga memungkinkan binatang-binatang memelihara laju rata-rata
kepadatan dan kegiatan yang lebih tinggi. Populasi ynag tidak bermigrasi sering
kali harus menjalani pengurangan kepadatan yang luar biasa atau melakukan
semacam bentuk dorman selama periode yang tidak baik. Orientasi dan navigasi
migrasi-migrasi jarak jauh merupakan lapangan penelitian dan teori-teori yang
sangat populer, tetapi masih sedikit yang dimengerti. Penyebaran membantu
natalitas dan mortalitas di dalam memberi wujud bentuk pertumbuhan dan
kepadatan populasi. Di dalam kebanyakan kasus beberapa individu atau
hasil-hasil refroduktifnya secara tetap meninggalkan atau memasuki populasi.
Dalam mengkaji pertumbuhan populasi, beberapa
hal yang perlu diperhatikan
adalah dalam lingkaran hidup
dari organisme terdapat fase lahir, pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati.
Umur hewan terbagi dalam tiga periode, yaitu fase preduktif, dimana hewan mengalami
pertumbuhan yang cepat tetapi belum mampu berproduksi, fase reproduksi,
dimana hewan mampu bereproduksi, fase post reproduksi, dimana hewan tidak
mampu lagi bereproduksi yaitu pada umur tua. Dengan demikian struktur umur/ratio umur dalam
suatu populasi dapat menunjukkan suatu populasi apakah sedang mengalami
pertumbuhan yang cepat, stabil, atau sedang mengalami penurunan.
Analisis data pola penyebaran individu dalam
populasi ditentukan dengan Indeks Morishita Rumus untuk
menghitung Indeks Penyebaran Morisita adalah sebagai berikut :
n
å {x (x-I) }
i=l
1d = n
n n
å X å (åx-l)
i=1 ;=1
dengan Id
= Indeks sebaran Morishitia, n = Jumlah. ulangan pengambilan contoh, xi =
jumlah individu. pada setiap ulangan pengambilan contoh, dan N =, Jumlah
individu total yang diperoleh dalam pengambilan, contoh. Kriteria: Id < 1
berarti penyebaran spesies, seragam, Id = 1 berarti penyebaran spesies secara,
acak, dan Id > 1 berarti Penyebaran mengelompok.
SUMBER :
http://sahrinagazali.blogspot.com/2013/05/pola-penyebaran-populasi.html.
Tentang Saya :
TTl : Makassar, 01 Oktober 1995
TTl : Makassar, 01 Oktober 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar